Kreasi budaya ibu dan bapak guru MI dan RA BI'RULHUDA |
ansorkalitdu.com (10/08/2024) Peringatan HUT Ke-79 Republik Indonesia diadakan dengan meriah oleh RA dan MI Bi'rul Huda. Mengusung tema "Bhinneka Tunggal Ika" kegiatan ini dilaksanakan untuk menekankan pentingnya keberagaman budaya dalam persatuan bangsa. Dengan melibatkan ratusan peserta, acara hari ini menjadi momen penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan para siswa. Pawai budaya ini tidak hanya sebuah acara, tetapi juga sarana untuk menggali potensi dan kreativitas anak-anak.
Dengan bertemakan "Bhinneka Tunggal Ika" merupakan filosofi yang menggambarkan keberagaman dalam kesatuan. Melalui tema ini, diharapkan peserta dapat mengenali nilai-nilai toleransi dan saling menghormati antar sesama. Pawai ini membawa pesan bahwa meskipun terdiri dari berbagai latar belakang semua elemen masyarakat dapat bersatu dalam satu tujuan. Kegiatan ini mencerminkan semangat persatuan yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta,yang terdiri dari 55 siswa RA, 168 siswa MI, 18 guru, serta 223 wali murid. Kehadiran simpatisan yang turut memeriahkan acara menunjukkan dukungan masyarakat terhadap upaya peningkatan rasa cinta tanah air. Partisipasi yang begitu besar menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat. Setiap kelompok menunjukkan antusiasme yang tinggi selama pawai berlangsung.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala MI Bi'rul Huda Talok, Siti Mutmainah, S.Pd.I pada pukul 13.30 WIB. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar Pawai Budaya ini dapat menumbuhkan rasa Patriotisme dan Nasionalisme sejak dini. Beliau juga menekankan pentingnya aktivitas seperti ini untuk mempererat silaturahmi antar wali murid serta guru sekolah.
Salah satu daya tarik utama dari acara ini adalah penampilan group Marching band "Gita Latanza" di bawah bimbingan Bapak Ahmad Irvan Nurhuda, S.Pd.I dan Ibu Nur Isnawati, S.Pd. group ini berhasil menyuguhkan penampilan yang memukau. Tarian dan musik yang dihadirkan oleh Marching band berhasil menarik perhatian seluruh peserta dan penonton. Penampilan yang energik ini menambah keseruan dalam pawai budaya yang diadakan.
Peserta pawai mengenakan berbagai pakaian adat yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Kelas 1 menggunakan pakaian adat Bali, kelas 2 mengenakan pakaian adat Betawi, sedangkan kelas 3 menampilkan pakaian adat dari kerajaan Majapahit. Kelas 4 dan kelas 5 serta 6 mengenakan pakaian adat Minang dan Jawa. Penggunaan kostum-kostum ini tidak hanya untuk menunjukkan keindahan budaya, tetapi juga untuk mendidik anak-anak tentang keragaman yang ada di tanah air.
Rute kegiatan dan aktivitas selama pawai
Kegiatan pawai dimulai dari perbatasan Desa Talok-Mlaten dan berakhir di halaman Madrasah. Sepanjang rute para peserta menunjukkan aksi kreasi dan kesenian yang menarik perhatian masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi, tetapi juga cara untuk mengedukasi masyarakat tentang budaya. Peserta berjalan beriringan sambil menyanyi dan bertepuk tangan sehingga tercipta suasana yang meriah.
Setelah pawai selesai, peserta disambut dengan berbagai hadiah hiburan yang menarik. Hadiah utama berupa satu unit sepeda menjadi salah satu hal menarik yang dinantikan. Pembagian hadiah ini menambah semangat dan kegembiraan di antara peserta dan penonton. Momen ini sekaligus menjadi penghargaan atas usaha dan kinerja semua yang terlibat dalam acara.
Antusiasme masyarakat, siswa, wali murid, guru, dan masyarakat sekitar terlihat jelas selama acara berlangsung. Partisipasi aktif dari seluruh elemen memastikan kesuksesan kegiatan ini. Dampak positif dari acara ini adalah meningkatnya rasa cinta tanah air di kalangan anak-anak dan masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dapat terus terjaga dan ditanamkan pada generasi mendatang.
0 Komentar